Peduli Kesehatan Mental

 



Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi tujuan yang ingin dicapai bersama di tahun 2030 oleh negara-negara di dunia. . Dengan mengusung tema “Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Konsep SDGs yang berisi 17 tujuan dan 169 target berlaku selama 15 tahun dihitung dari 2016-2030 untuk semua negara tanpa terkecuali. Kesehatan menjadi salah satu aspek yang menjadi fokus perhatian konsep SDGs ini. Tujuan ke 3 SDGs dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat pada semua usia. 

Harapannya tahun 2030 mendatang permasalahan mengenai kesehatan dapat diatasi secara adil dan merata. Kehidupan yang sehat meliputi kesehatan fisik juga kesehatan mental. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, keduanya perlu diperhatikan secara serius. Sering kita dengar “Men Sana In Corpore Sano” jika diterjemahkan adalah dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Tubuh dapat dikatakan sehat apabila mental dan fisiknya sehat. Fisik yang sehat adalah ketika fungsi anggota tubuh berfungsi dengan baik dan dalam keadaan normal. Sedangkan kesehatan mental yang baik adalah ketika kondisi batin 

berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan seharii-hari. Apabila kesehatan mental seseorang terganggu, ia akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang dapat mengarah pada perilaku buruk.Kesehatan mental sangat penting bagi perkembangan manusia, Kesehatan mental merupakan komponen mendasar untuk membentuk relasi sosial, menjaga produktivitas, keseimbangan hidup sehari-hari, dan hubungan seimbang dengan lingkungan. Jika individu sehat secara mental, individu akan dapat terus berkembang dan berkontribusi sebagai masyarakat. Beberapa bulan ke belakang, kesadaran masyarakat Indonesia dalam isu kesehatan mental dinilai terus meningkat. Dulu Indonesia mungkin masih menutup mata ketika membahas gangguan jiwa karena dianggap hal yang tabu. Tapi kalau kamu sadar, sekarang sudah banyak beberapa komunitas, kampanye, obrolan di media sosial bahkan karya film yang mengulas tentang kesehatan mental. Meski sudah banyak dibicarakan, kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa orang. Dan menganggap bahwa orang dengan masalah kesehatan mental adalah orang gila atau kerasukan setan. Banyak juga yang menganggap orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang kurang pengetahuan agama dan tidak dekat dengan Tuhan. Padahal gangguan kejiwaan adalah kondisi medis di otak. 

World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Sedangkan gangguan kesehatan mental merupakan suatu kondisi adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan atau hambatan pada seseorang dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan kesehatan mental dapat dialami semua kelompok usia. Karena jumlahnya yang semakin meningkat dan gejalanya yang bisa terjadi kepada siapa saja, gangguan mental tidak boleh diremehkan begitu saja. Masyarakat perlu diberikan literasi atau edukasi perihal kesehatan mental agar mereka lebih aware dengan sekitar. Tidak lagi memberikan stigma negatif kepada pengidap gangguan mental ataupun kepada gangguan jiwa dan dapat membantu pengidap dengan memberikan perlakuan yang sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. 

 Literasi atau edukasi kesehatan mental ini menjadi bersifat wajib. Karena semakin kesini, banyak kalangan anak muda utamanya yang menjadikan gangguan mental sebagai trend di sosial media. Banyak orangtua, atau bahkan orang disekeliling kita yang meremehkan hal ini. Mengucilkan orang-orang yang melakukan pemeriksaan diri ke psikolog atau psikiater. Gangguan mental bukan hal yang lucu sehingga boleh dijadikan ajang tren di sosial media. Dan gangguan mental bukan sebuah aib atau hal yang menjijikan, sehingga masyarakat harus memperlakukan pengidap gangguan mental seperti sampah dan tidak memberikan perlakuan selayaknya kepada manusia. Edukasi kesehatan mental harus benar benar kita wujudkan.Edukasi ini penting untuk diterima oleh masyarakat, terutama oleh para orang tua. Karena sekolah anak pertama kali adalah rumah. Dan orang tua mampu mengajarkan anaknya sejak usia belia mengenal apa itu kesehatan mental. Hal itu akan bermanfaat untuk anak menjadi lebih aware dengan kesehatan mental diri nya sendiri. Edukasi kesehatan mental juga berperan untuk menjadikan masyarakat belajar bagaimana memanusiakan manusia. Ada pun tips-tips untuk kita bagaimana menjaga kesehatan mental. Berikut tips nya :

1. Kontrol Emosi Kamu

Belajar untuk tidak mudah tersinggung terhadap apa saja yang dikatakan seseorang, pilah apa yang mereka katakan, dan ambil sisi positifnya. 

2. Mencoba hal baru

Saat terjadi kekosongan waktu atau kamu mulai merasa bosan dengan aktivitas yang itu-itu saja, maka kamu bisa mengisi waktu dengan mencoba hal-hal baru sendiri atau bersama temanm

3. Bercerita Kepada Orang Lain

Bercerita pada orang yang kamu percaya dapat mengurangi beban yang sedang kamu pikul.

4. Pergi Keluar

Meskipun hanya 10 menit dalam sehari, luangkanlah waktu untuk duduk atau berjalan di ruang terbuka yang dikelilingi pepohonan dan udara segar. Hal ini secara instan akan mengangkat sedikit banyak tingkat stress dalam pikiran dan mengisi kembali energi dalam tubuh.

5. Olahraga

Selalu luangkan waktu untuk berolahraga, makan makanan yang sehat agar berkarya dalam kehidupan ini semakin prima.

6. Meditasi

Luangkan waktu untuk diri sendiri dengan cara meditasi. 10-15 menit dalam sehari adalah waktu ideal, terutama sebelum tidur.

7. Senyum

Meskipun terdengar sepele, tapi senyuman selalu dapat mengubah dunia menjadi lebih positif. 

8. Bersenang – senang

Carilah hobi positif yang bisa membuat kamu bahagia, yang membuat kamu melupakan segala kepenatan. Jangan malu untuk tertawa lepas, 

9. Istirahat yang cukup

Untuk mewujudkan kesehatan mental yang optimal, dibutuhkan istirahat yang cukup setelah melakukan aktifitas di siang hari.

Selanjutnya, kemudahan akses pelayanan kesehatan mental lainnya adalah usaha pemerintah dalam menempatkan Psikolog di layanan primer kesehatan, yaitu Puskesmas, sehingga mudah diakses dan dapat menjangkau lapisan masyarakat secara lebih luas. Puskesmas dapat menjadi jalur awal bagi tenaga kesehatan untuk lebih dekat dengan masyarakat secara langsung. Walaupun penempatan Psikolog di Puskesmas belum menjadi program yang merata di seluruh Indonesia, tetapi sebuah awalan yang sangat baik dalam meningkatkan layanan kesehatan mental. Nanti, seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan ketersediaan kesempatan, maka ide layanan kesehatan mental dapat lebih berkembang. Tidak hanya yang dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga masyarakat maupun komunitas-komunitas yang peduli dengan kesehatan mental di era yang serba digital seperti saat ini. Era digital dapat dipandang sebagai kesempatan untuk ikut serta meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Aplikasi Sehat Jiwa dapat diduplikasi melalui berbagai saluran(channel), demikian juga layanan Psikolog atau Psikiater. Melalui kerja sama dengan penyedia layanan informasi berbasis internet, edukasi-edukasi akan kesehatan mental menjadi lebih luas cakupannya sehingga layanan kesehatan mental di Indonesia nanti, dapat terfasilitasi secara lebih menyeluruh.


Komentar